Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM)
BANDUNG, KABARBANDUNG.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) berencana menempatkan psikolog di setiap sekolah, khususnya jenjang SMP dan SMA. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kenakalan remaja, depresi, hingga mencegah tragedi yang tak diinginkan.
Menurut KDM, siswa di Jabar saat ini menghadapi berbagai tekanan psikologis dan degradasi moral, termasuk maraknya kasus kekerasan, perundungan, hingga pelecehan seksual. Bahkan, situasi ini sudah memakan korban jiwa seperti peristiwa di SMAN 6 Garut, di mana seorang siswa diduga mengakhiri hidupnya akibat perundungan.
“Saya khawatir peristiwa seperti ini terjadi di sekolah lain. Kami sedang menyiapkan evaluasi menyeluruh, salah satunya mendatangkan psikolog ke sekolah-sekolah,” ujar KDM di Bandung.
Masalah Kompleks Gen Z
KDM menilai, permasalahan yang dihadapi generasi muda saat ini sangat kompleks. Pengaruh derasnya arus informasi digital, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan mengonsumsi makanan instan, hingga kerusakan lingkungan disebut menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mental dan moral siswa.
Minimnya interaksi dengan orang tua, serta paparan konten negatif di media sosial, memperburuk kondisi ini. “Kalau dulu ancaman itu radikalisme, sekarang ancamannya adalah virus yang menyebar lewat jaringan digital—mulai dari tontonan kekerasan, tawuran, sampai pelecehan,” kata KDM seperti dikutip Kabarbandung.com dari Antara (15/08/2025).
200 Psikolog Disiapkan
Sebagai langkah awal, KDM telah menyiapkan 200 psikolog untuk diperbantukan di sekolah-sekolah. Ia menegaskan, guru Bimbingan Konseling (BK) tidak cukup menangani masalah ini karena tidak memiliki pelatihan khusus di bidang psikologi klinis.
“Saya akan ajak bupati dan wali kota untuk menjalankan program ini. Sudah waktunya setiap sekolah, terutama SMP dan SMA, punya psikolog. Guru BK tidak cukup karena problemnya sudah akut,” tegasnya.
Kasus di Garut sendiri sudah ditangani pihak kepolisian. Hasil olah TKP menyebut tidak ada tanda kekerasan fisik pada korban dan diduga kuat meninggal akibat bunuh diri. Meski begitu, tragedi ini menjadi alarm keras bagi semua pihak untuk lebih serius memperhatikan kesehatan mental pelajar (Ant/KBC)