Mengenal Kang Dedi Mulyadi, Pemimpin Nyentrik dengan Gaya Merakyat

Jabar News Politik Terkini

Kang Dedi Mulyadi dijuluki Mulyono Jilid 2.  Foto : Instagram/@dedimulyadi71

BANDUNG, KABARBANDUNG.COM-Nama Kang Dedi Mulyadi atau akrab disingkat KDM sudah lama melekat di telinga warga Jawa Barat.

Bukan hanya karena jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat, tetapi juga karena karakternya yang unik, ceplas-ceplos, dan kerap tampil dengan sentuhan budaya Sunda yang kental.

Dari Purwakarta untuk Jawa Barat

KDM lahir di Subang, 11 April 1971. Ia mengawali karier politiknya di Purwakarta, hingga dipercaya menjadi Bupati Purwakarta selama dua periode (2008–2018). Di masa kepemimpinannya, Purwakarta dikenal berani mengangkat kearifan lokal dan budaya Sunda ke ruang publik—mulai dari penataan kota, ornamen tradisional, hingga program pendidikan berbasis karakter.

Keberanian KDM untuk “berbeda” membuatnya sering jadi sorotan, bahkan sampai tingkat nasional. Saat ia menjabat, publik tak hanya mengenalnya sebagai kepala daerah, tapi juga sebagai tokoh yang punya identitas kuat dan tak ragu melawan arus.

Pemimpin Dekat dengan Rakyat

Satu hal yang melekat pada KDM adalah gayanya yang merakyat. Ia lebih sering turun langsung ke lapangan, blusukan, dan mendengar keluhan warga tanpa protokoler kaku. Dalam banyak kesempatan, KDM terlihat mengobrol santai dengan pedagang kaki lima, petani, atau pelajar, sambil melontarkan humor khas Sunda yang renyah.

Ia juga sering menggunakan bahasa yang lugas—kadang menohok, kadang menggelitik—untuk mengkritik atau memberi masukan, baik kepada masyarakat maupun pejabat.

Peka pada Isu Sosial dan Lingkungan

KDM dikenal peka terhadap isu sosial, terutama yang menyangkut pendidikan, kesehatan mental, dan kelestarian lingkungan. Baru-baru ini, ia menggagas penempatan psikolog di setiap sekolah SMP dan SMA di Jabar untuk mencegah depresi dan kenakalan remaja.

Selain itu, ia kerap mendorong gerakan penghijauan, pengelolaan sampah, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga alam.

Sosok yang Penuh Kontroversi

Gaya blak-blakan KDM memang sering menuai pro dan kontra. Namun, ia justru menganggap kritik sebagai vitamin. “Kalau kita takut dikritik, kita tidak akan pernah berbuat apa-apa,” ujarnya dalam satu wawancara.

Terlepas dari pandangan politik, banyak warga menilai KDM sebagai sosok pemimpin yang punya nyali, identitas kuat, dan tidak ragu mengangkat budaya daerah di tengah modernisasi.

Filosofi Hidup

KDM kerap mengatakan bahwa jabatan hanyalah amanah yang harus digunakan untuk memberi manfaat. Ia percaya pembangunan tak hanya soal beton dan infrastruktur, tapi juga membangun karakter manusia.

Dengan rekam jejak dan kiprahnya, tak heran kalau nama KDM terus diperbincangkan—bukan sekadar sebagai politisi, tapi juga sebagai figur yang menginspirasi dan kadang bikin geleng-geleng kepala dengan aksi nyentriknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *