Desa Ini Siapkan Tempat Karantina Pemudik di Pinggir Makam

Jabar

KabarBadung – Berbagai upaya terus dilakukan untuk mencegahwarga perantauan pulang kampung salah satunya di Cirebon.

Pemerintah Desa Kemlaka Gede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon sudah menyiapkan tempat karantina untuk warganya yang pulang kampung.

Kepala Desa Kemlaka Gede Rusli mengatakan, ada dua tempat karantinauntuk warganya yang datang dari rantau. Pertama di salah satu ruangan kantor desa, kedua di Pondok Bersalin Desa (Polindes).

“Sesuai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan kami siapkan tempat karantina,” ujarnya seperti dilansir Ciayumajakuning.ID

Pantauan di lokasi, tempat karantina yang disediakan pemerintah desa tersebut cukup strategis. Namun, Polindes yang menjadi tempat karantina lokasinya berada di samping pemakaman umum desa.

Menurut dia, dua tempat tersebut memenuhi kriteria untuk warga yang pulang kampung di karantina. Pemerintah desa juga memberikan fasilitas yang cukup seperti kasur hingga kamar mandi.

“Termasuk tim satgas covid kami persiapkan. Tempat karantina juga masih di wilayah ramai ga di tempat sepi. Mungkin dianggap angker karena samping makam saja,” kata dia.

Namun demikian, Rusli menekankan karantina untuk warga perantau yang pulang kampung ke desanya menjadi jalan akhir. Rusli mengaku menggunakan cara lain untuk menahan warga perantauan dari desanya pulang kampung.

Rusli optimis warga desanya yang merantau tidak ada yang pulang kampung. Tercatat desa tersebut ada 1670 kepala keluarga (KK). Sebagian besar warga desa Kemlaka Gede adalah petani, buruh dan pedagang. Rusli menyebutkan, sekitar 4500 jiwa tercatat sebagai warga Desa Kemlaka Gede.

Dari jumlah tersebut, sekitar 500 warganya yang memilih merantau ke luar desa. Dia mengaku terus berkomunikasi dengan warga perantau maupun keluarga yang di desa agar tidak dulu pulang kampung karena covid-19.

“Pemberitahuan lewat spanduk sudah tapi belakangan spanduknya hilang tidak tahu siapa yang ambil. Saya komunikasi sama warga yang ada di rantau agar tidak mudik dulu karena ada resiko yang besar akan terjadi pada warga desa. Alhamdulillah mereka mengerti dan mudah-mudahan tidak ada yang mudik,” kata Rusli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *